Celepuk flores, Ruteng, Flores, NTT © James Eaton |
Celepuk Flores mempunyai nama latin Otus alfredi. Salah satu burung hantu endemik Indonesia ini dikenal di dunia internasional dengan nama Flores Scops Owl. Burung hantu jenis ini hanya sanggup ditemukan di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Celepuk Flores merupakan spesies burung hantu yang mempunyai ukuran tubuh kecil. Panjang tubuh dewasanya hanya sekitar 21 cm dengan warna secara umum dikuasai merah karat. Bagian paruh, bola mata, kaki, dan cakarnya berwarna kuning. Dahi bercoret putih, alisnya berwarna putih, dengan muka yang berwarna cokelat-kemerahan gelap.
Celepuk Flores pertama kali diidentifikasikan oleh Hartert pada tahun 1896. Burung yang diidentifikasi berasal dari Gunung Repok yang hidup pada ketinggian sekitar 1.000 meter. Selama beberapa tahun sehabis itu, burung ini tidak teridentifikasi lagi sampai terlihat kembali pada bulan Maret tahun 1994 di Taman Wisata Ruteng di Danau Rana Mese, dan pada bulan Mei di lereng utara Poco Mandasewu.
Habitat burung celepuk flores ialah di hutan-hutan pegunungan di Pulau Flores dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Burung ini merupakan tipe burung yang relatif pendiam dan merupakan hewan nokturnal.
Menurut data Red List IUCN, populasi celepuk flores berada pada status “Terancam (EN)”. Salah satu penyebab utama dari sedikitnya populasi celepuk flores ialah menyempitnya habitat tanggapan dari penebangan hutan yang terus berkelanjutan.
Semantara itu, status perdagangan internasional celepuk flores entah kenapa masih berada pada status “Appendix II” yang artinya masih sanggup diperdagangkan asalkan mengikuti peraturan tertentu. Padahal kan populasi celepuk flores sudah terancam punah???
Semoga masyarakat Flores yang baik hati sadar akan hal itu, dan tanpa menunggu peraturan pemerintah turun, mereka mulai tidak lagi menebang hutan secara sembarangan dan tidak lagi memburu celepuk flores.
Referensi : kutilang.or.id dan ndobos.com